Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 24; Matius 24; Yesaya 5-6
Sebagai anak-anak Tuhan kita pasti memiliki kerinduan selalu memberi yang terbaik dan berkorban bagi Tuhan dengan apa yang bisa kita perbuat dan dengan apa yang kita miliki. Kita rela mencurahkan waktu, tenaga, pikiran bahkan materi untuk membantu pekerjaan Tuhan atau terlibat dalam pelayanan, menjadi donatur gereja, menjadi orangtua asuh, menolong orang tidak mampu dan sebagainya dengan harapan perbuatan ini berkenan dan menyenangkan hatiNya.
Pertanyaannya: apakah Tuhan benar-benar disenangkan dengan persembahan dan korban dari umatNya? Perhatikan ayat ini: "Jagalah langkahmu, kalau engkau berjalan ke rumah Allah! Menghampiri untuk mendengar adalah lebih baik dari pada mempersembahkan korban yang dilakukan oleh orang-orang bodoh, karena mereka tidak tahu, bahwa mereka berbuat jahat." (Pengkotbah 4:17). Ternyata tidak selamanya Tuhan berkenan dengan persembahan-persembahan umatNya!
Tuhan sangat memperhatikan sikap hati kita dalam memberi dan juga perbuatan-perbuatan kita. Tuhan tidak bisa kita suap dengan persembahan kita sementara kita masih saja hidup dalam ketidaktaatan atau berkompromi dengan dosa. Karena itu "Jagalah langkahmu, kalau engkau berjalan ke rumah Allah!" Perhatikan langkah hidup kita terlebih dahulu sebelum datang ke rumah Tuhan dan mempersembahkan korban kepadaNya. Dengan keras Tuhan berkata, "Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku. Berhentilah berbuat jahat," (Yesaya 1:16).
Jika kita masih saja berbuat dosa, ibadah dan persembahan kita menjadi sesuatu yang keji bagi Tuhan. Jalan-jalan Tuhan itu kudus, karena itu Ia juga menghendaki kita hidup dalam kekudusan sehingga ibadah dan persembahan kita akan menjadi korban yang harum bagi Tuhan dan menyenangkan hatiNya.